Thursday, May 16, 2019

Fungsi hydraulic control unit pada transmisi otomatis mobil

Hydraulic control unit pada transmisi otomatis mobil merupakan kumpulan beberapa komponen transmisi otomatis yang akan mengatur oli Automatic Transmission Fluid (ATF) sehingga oli tersebut bisa berfungsi secara hidrolis. Tanpa adanya oli ATF, maka mustahil transmisi otomatis mobil bisa bekerja dengan benar dan sempurna.

Oleh karena itu, diperlukanlah beberapa komponen pada transmisi otomatis yang berfungsi sebagai pengatur oli ATF atau kita sebut sebagai komponen hydraulic cntrol unit. Berikut adalah beberapa contoh komponen utama dari hydraulic control unit yaitu, oil pump, valve body, solenoid, regulator valve, Transmission control unit, dan strainer (filter oli AT).

Hydraulic control unit pada transmisi otomatis mobil merupakan kumpulan beberapa komponen  Fungsi hydraulic control unit pada transmisi otomatis mobil

Komponen-komponen ini akan bekerja bersama-sama untuk mengatur tekanan dan aliran oli hidrolik sesuai dengan kebutuhan saat mobil bergerak. Lantas apa saja fungsi hydraulic control unit pada transmisi otomatis mobil ini? Berikut 4 fungsi hydraulic control unit pada transmisi otomatis mobil.


1. Untuk membangkitkan tekanan hidrolik


Fungsi hydraulic control unit pada transmisi otomatis yang pertama adalah untuk membangkitkan dan menghasilkan tekanan hidrolik . Fungsi ini digerakkan oleh komponen yang bernama oil pump. Oil pump pada transmisi otomatis umumnya terletak dibagian depan dekat dengan torque converter.

Oleh karena itu, saat mesin berputar dan memutar torque converter, maka oil pump ini juga langsung berputar dan menghasilkan tekanan hidrolik bagi seluruh komponen transmisi otomatis. Tekanan hidrolik yang dihasilkan oleh oil pump ini akan digunakan untuk beragam keperluan seperti untuk menggerakan clutch dan brake pada transmisi otomatis atau untuk melumasi komponen yang saling bergesekan.


2. Mengatur dan menyesuaikan tekanan hidrolik


Fungsi hydraulic control unit pada transmisi otomatis yang kedua adalah untuk mengatur dan menyesuaikan tekanan hidrolik yang sudah dihasilkan oleh oil pump. Fungsi ini dilakukan oleh manual valve yang terhubung dengan tuas perseneling transmisi otomatis melalui manual linkage.

Manual valve diletakkan di dalam valve body yang berupa saluran-saluran oli matik sebagai tempat aliran oli bertekanan ke masing-masing komponen clutch dan brake. Saat tuas persneling transmisi otomatis di geser, maka manual valve akan bergerak sesuai dengan pilihan huruf pada tuas persneling.

Selain itu, pada valve body ini juga terdapat regulator valve yang akan mengatur dan menyesuaikan tekanan oli hidrolik agar tekanan yang dihasilkan tidak berlebihan dan merusak komponen lainnya di dalam transmisi otomatis.

Baca juga :


3. Melakukan shifting dan perpindahan gigi


Fungsi dari hydraulic control unit yang ketiga adalah untuk melakukan shifting dan perpindahan gigi secara otomatis. Fungsi yang ketiga ini dilakukan oleh komponen Transmission Control Unit (TCU) sebagai pusat pengendali solenoid dimana solenoid matic ini akan membuka dan mentup jalur hidrolik di dalam valve body sesuai dengan posisi berkendara dan tingkat percepatan yang dibutuhkan.

Ya, di dalam TCU sudah terprogram data tentang data-data kapan perpindahan gigi harus terjadi dan komponen-komponen manakah di dalam transmisi otomatis yang harus aktif. TCU ini akan mengontrol dan memilih solenoid-solenoid mana yang harus bekerja sesuai dengan pilihan data komponen dalam TCU sehingga terjadi perpindahan gigi dan shifting yang sesuai dengan kondisi saat berkendara.


4. Melumasi seluruh komponen kerja transmisi otomatis


Fungsi hydraulic control unit yang terakhir ombro ketahui adalah untuk melumasi seluruh komponen kerja transmisi otomatis. Fungsi ini dilakukan oleh oil pump dan oli ATF. Secara garis besar, saat transmisi otomatis bekerja, seluruh komponen didalamnya akan terus berputar dan saling bergesekan.

Masing-masing komponen sangat membutuhkan oli ATF yang berfungsi dengan baik sehingga dapat melumasi bagian-bagian yang saling bergesek tersebut. Dengan begitu, maka kinerja komponen tidak akan terganggu dan transmisi otomatis dapat bekerja dengan normal.

Artikel ini diarsipkan pada kategori : Teori-Otomotif